Nama Lengkap : Martha Puspa Kencana
Nama Panggilan : Martha / Tha" / Mhie_mhie
Kelas : IA+3
Sekolah : musang (smamsa)
Alamat rumah : Jl. Gagak 2 blok B.32 no.6
T.T.L : Palembang, 31031994
Cita - cita : Dokter
Warna Favorite : Pink,Putih,Biru
Motto : "jangan menyia2kan kesempatan, karena kesempatan tidak akan terulang kedua kalinya".
Nama Lengkap : Anita Dwi Maya Sari
Nama Panggilan : Anita / Nitud / Opung
Kelas : IA+3
Sekolah : musang (smamsa)
Alamat rumah : Jl. Rama Raya lrg. Rama VIII
T.T.L : Palembang, 26081994
Cita - cita : Pengajar
Warna Favorite : Hijau muda
Motto : "bertinjak pada prinsipmu takkan pernah rugi"
Nama Lengkap : Deasillia Sagita
Nama Panggilan : Dea / Desi / Kerroppi
Kelas : IA+3
Sekolah : musang (smamsa)
Alamat : Jl. Sanjaya lrg. sanjaya VII km 10.5
T.T.L : Palembang, 03121994
Cita - cita : Dokter
Warna Favorite : Hijau muda, Putih, Biru muda
Motto : "jadilah orang yang berguna, jangan jadikan diri kalian tidak berguna".
Nama Lengkap : Enggartiningtyas Putri Utami
Nama Panggilan : Enggar / Ieyaz / Mhue_mhue
Kelas : IA+3
Sekolah : musang (smamsa)
Alamat : komp. Griya Hero Jl. Cemara blok Y.6
T.T.L : Palembang, 26041995
Cita - cita : Dokter, Psikolog
Warna Favorite : Biru. Putih
Motto : "jadikan kegagalan itu sebagai pelajaran untuk meraih kesuksesan".
sahabat menurut aq seperti balon.. jika qt pegang erat2 dy bkal tertekan dan bakal ninggalin qta.. jika qt pegang tidak pegang erat2 dy bkl lepas dan mengkhianatn qta.. dan jika qt pegang dgn setulus hati dy bkl sellu ad dlm hari2 qt dn tdk pernah nggln qta.. :) love u my best friends..
Kamis, 04 November 2010
Selasa, 28 September 2010
arti sahabat
Banyak orang bilang, sahabat adalah orang yang bisa mengerti kita. Sahabat, ada dalam suka dan duka. Sahabat, mau mendengarkan curhatan kita. Ya.... bisa dibilang si begitu. Sebuah persahabatan, harus disertai rasa sayang dan cinta. Kalo ga ada rasa cinta dan sayang, yah itu sih namanya bukan persahabatan.
"Friends make life a little sweeter"
ikhlas itu indah :)
Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. 'Apa dosaku ya?' ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
'Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.' (QS. At-Thuur : 21).
Wassalam,
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. 'Apa dosaku ya?' ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
'Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.' (QS. At-Thuur : 21).
Wassalam,
persahabatan
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.
penyesalan seorang anak
Tiga hari yang lalu, Pak Tua tetanggaku meninggal dunia. Terlihat laki-laki berwajah seram. Membawa keranda, menggali tanah, penuh keringat ditengah rintik hujan. Ketika semua orang pergi, laki-laki itu bersimpuh diatas pusara, air matanya mengalir dan berbisik lirih, 'Maafkan aku..Abah.'
AKU TAK ‘KAN BERHENTI MENCINTAIMU
Apa yang mesti kukatakan padamu saat Rindu menikam langit?
Ketika deru metropolitan tak lagi menyisakan arti
Dan temaram lampu jalan hanya menyinari kehampaan
Adalah kau, pujaanku,
yang melebur satu dalam sukmaku
mengalirkan kemuliaan cinta
pada sungai kasih yang engkau bentangkan
Di hatiku, yang mendambamu, dari detik ke detik
Jika saja gerimis malam ini tak segera usai
Aku akan tetap mengurainya satu demi satu
menjadi noktah-noktah kecil berwarna cemerlang
Lalu melukisnya dikanvas langit
menjadi gambaran wajahmu
Dengan ukiran bulan sebagai senyummu
Apa yang mesti kunyatakan padamu saat sunyi menyesak dada?
ketika kutangkap dan kudekap bayangmu di relung kamar
pada senja merah yang menggetarkan
Adalah kau pujaanku,
Bunga mimpiku dari malam ke malam
yang memberi seribu makna dari kelembutan matamu
Sungguh, aku hanya punya cinta sederhana untukmu
yang telah kurajut dengan benang-benang kesetiaan
Dan kujalin indah hingga kau kujelang
Pada waktunya kelak
Kita songsong cakrawala membuka tirai pagi
Dengan terik sinarnya yang menyejukkan hati
Lalu biarkan aku membawamu terbang
Menyusuri pelangi dan melintasi mega
Sambil kubisikkan lirih ditelingamu:
“Aku tak akan berhenti mencintaimu”
Apa yang mesti kukatakan padamu saat Rindu menikam langit?
Ketika deru metropolitan tak lagi menyisakan arti
Dan temaram lampu jalan hanya menyinari kehampaan
Adalah kau, pujaanku,
yang melebur satu dalam sukmaku
mengalirkan kemuliaan cinta
pada sungai kasih yang engkau bentangkan
Di hatiku, yang mendambamu, dari detik ke detik
Jika saja gerimis malam ini tak segera usai
Aku akan tetap mengurainya satu demi satu
menjadi noktah-noktah kecil berwarna cemerlang
Lalu melukisnya dikanvas langit
menjadi gambaran wajahmu
Dengan ukiran bulan sebagai senyummu
Apa yang mesti kunyatakan padamu saat sunyi menyesak dada?
ketika kutangkap dan kudekap bayangmu di relung kamar
pada senja merah yang menggetarkan
Adalah kau pujaanku,
Bunga mimpiku dari malam ke malam
yang memberi seribu makna dari kelembutan matamu
Sungguh, aku hanya punya cinta sederhana untukmu
yang telah kurajut dengan benang-benang kesetiaan
Dan kujalin indah hingga kau kujelang
Pada waktunya kelak
Kita songsong cakrawala membuka tirai pagi
Dengan terik sinarnya yang menyejukkan hati
Lalu biarkan aku membawamu terbang
Menyusuri pelangi dan melintasi mega
Sambil kubisikkan lirih ditelingamu:
“Aku tak akan berhenti mencintaimu”
Langganan:
Postingan (Atom)